Saturday 2 February 2013

Touring Pendek KKA




 Sebuah Cerita dari Kami-kami Aja (K.K.A)
Kami-kami aja (K.K.A) memulai touring pendek dan pertama kali pada tanggal 1-2 september. Menuju beberapa tempat, yaitu: Loknya, Samperuen Putih, Taman Lumbini, Bukit Kubu, Lau Kawar, dan piso-piso.dengan beranggotakan 5 orang perjalanan pun di mulai pada sabtu pagi, sekitar pukul 8.00 pagi. Tetapi pada pagi hari ini yang pergi hanya 4 orang, sedangkan 1 orang lagi akan menyusul pada siang harinya. Dengan squad 4 orang pertama yg pergi, yaitu : Rido, Bima, Iqbal dan andi perjalanan pun di mulai.
Dengan bekal yang telah kami siap kan terlebih dahulu, kami pun siap bergerak dengan menggunakan 2 sepeda motor. yamaha mio soul dan honda vario adalah tunggangan kami yag akan setia menemani kami dalam mengexplore tempat-tempat indah.

Air Terjun Loknya

Tujuan pertama kami adalah air terjun loknya atau biasa di sebut air terjun lokasi nyaman, yang terletak tidak jauh dari  bumi perkemahan sibolangit. dalam waktu 1 jam 20 menit kami pun sampai pada tujuan pertama, setelah melewati sembahe, hillpark dan bumi perkemahan sibolangit.tempat yang biasanya ramai di kunjungi pada hari minggu ini terlihat sepi tidak ada orang, di karenakan kami ke sana pada hari sabtu dan sampai pada jam 9.20.
air terjun loknya ini adalah air terjun yang cukup tinggi dan berbatu, dengan air yang masih jernih dan menyegarkan.




Dengan squad 4 orang dan sahabat yang selalu menemani kita yaitu mio soul dan vario ini berhasillah explore kita yang pertama, di air terjun loknya (lokasi nyaman).

hassseekkk......













Air Terjun Samperuen Putih

Sekitar pukul 10.00 kami melanjutkan perjalan. Sebuah tempat yang belum tahu dimana letak dan tempatnya, menjadi tujuan kami selanjutnya. Air terjun Samperuen Putih itulah namanya. yang terletak tidak jauh dari air terjun loknya ini dapat di tempuh sekitar 30 menit dari sini.

setelah belok kiri dari simpang  terminal ankot rajawali kami pun memasuki jalan beraspal yang naik turun dan melewati beberapa desa.
setelah sampai pada tempat tersebut, sepeda motor kami titipkan di kedai di dekat air terjun tersebut.


Dengan berjalan kaki dari kedai sekitar 10 menit, kami pun sampai ke air terjun samperuen putih yang indah ini. Air terjun yang terletak di desa Cinta Rakyat ini memiliki cerita sendiri tentang terciptanya air terjun ini. cerita dengar cerita, air terjun ini terbentuk akibat perseteruan dua abang beradik yang jatuh cinta dengan seorang gadis.karena sang abang iri melihat adiknya, maka sang abang pun mengajak adiknya ke atas gunung. Di atas gunung tersebut sang abang meminta adiknya untuk turun dengan menggunakan tali. saat si adik turun, si abang memotong tali tersebut sehingga sang adik pun jatuh dan mati.karena posisi jatuh sang adik, maka akhirnya membentuk 7 tingkatan air terjun yang kemudian di beri nama air terjun sampuruen putih, air terjun berwarna putih.Yaitu air terjun yang memiliki tinggi sekitar 150 meter dengan tebing yang curam dan berkelok.
Itulah Legenda tentang bagaimana terciptanya Air terjun ini.
Di air terjun ini menjadi tempat pilihan kami untuk menyantap makan siang, sebagai asupan energi untuk melanjutkan perjalanan ke tampat-tempat menakjubkan lainnya.
setelah menikmati keindahan air terjun ini, kami pun melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya, yaitu Taman Lumbini


Taman Lumbini
Sekitar pukul 12.20 kami melanjutkan perjalan ke taman lumbini, yang terletak di tanah karo Berastagi. Dengan waktu 40 menit dari air terjun Samperuen putih sampailah kita ke taman lumbini.
Pukul 13.00 sampailah kami di sebuah taman yang berhiaskan yang berhiaskan pagoda/kuil emas di tengahnya. dengan cukup ramainya yang berkunjung di kuil ini, kita dapat melihat banyak orang yang mengabadikan moment di taman lumbini ini, tapi tak lupa juga kita pun juga mengabadikan moment ini.
tapi tidak lama kita di tempat ini hanya berkeliling menglilingi taman tersebut dan kita melanjutkan perjalanan lagi. Dengan melewati beberapa lahan stroberi dan sayur-sayuran pegunungan yang ada di sekitar taman tersebut, kita pun melanjutkan peralanan kita. Dan selanjutnya adalah ke Bukit Kubu untuk beristirahat sebentar dan menunggu teman yang akan menyusul.



Bukit Kubu

 Sekitar pukul 13.00 kita melanjutkan perjalanan ke Bukit Kubu, untuk beristrahat sebentar dan menunggu teman yang akan mnyusul. pukul 13.20 menit kita sudah berada di Bukit kubu ini, sebuah tempat yang ramai di kunjungi wisatawan. Sebuah tempat untuk bersantai, Bermain, Bahkan ada yang mengambil moment di bukit kubu ini untuk foto praweeding. 
Bukit kubu ini adalah tempat kami bertemu dengan anak-anak yang kebetulan ke tempat itu juga.
Bermain, tertawa, Bercanda di sana adalah hal yang cukup menyenangkan yang dapat di lakukan, selain kita juga bisa tidur-tiduran disini.
Sambil menunggu Seorang teman yang akan datang dan ikut touring pendek kita ini, kami pun beristirahat sejenak dan memasak mi instan untuk cemilan di sana. Ismail adalah teman yang ikut bersama kita. Sekitar Pukul 16.15 sampailah ismail di bukit kubu. Dengan membangunkan Rido yang sudah terlelap tidur, maka kami pun melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya.
dengan squad 5 orang : Rido, Bima, Iqbal, Andi, dan mael, kami lanjutkan perjalanan menuju lau kawar.



Lau Kawar
Sampailah kita sekitar pukul 18.05 ke lau kawar, dengan keadaan langit yang mulai memudar warnanya, dari cerah menjadi gelap, kami pun mendirikan tenda untuk bermalam disana.

Dengan berbagai macam tingkah di malam hari yang kami lakukan, seperti berjoget di samping api unggun, memasak teh manis dan makan malam seadanya. Itu menjadi moment yang tak terlupakan yang kita lewati bersama.
Tapi Kesalahan terbesar dalam touring kami ini adalah meletakkan semua sandal di luar tenda, yang menjadi kelucuan sendiri dari perjalanan ini. Apalagi Iqbal yang seperti tidak peduli Sandal treckernya hilang.
Di pagi hari itulah semua sandal kita hilang, 4 sandal eiger dan 1 sandal tracker. Kita pun jadi nyeker deh.
suatu kelucuan sendiri jika melihat expresi kita masing-masing saat melihat sandal kita hilang.
Berusaha mencari adalah satu-satunya usaha yang kita lakukan. tapi tetap saja hasilnya nol.
tapi mengingat expresi iqbal yang santai saja tanpa memikirkan sandalnya yang hilang, ternyata benar juga. tak perlu di pikirkan.

karna yang harus di pikirkan sekarnag adalah makan. hahahahaha...
makan pagi, mengingat kita semua sudah pada lapar.

Dengan mengunakan trangina (terangi terhina). hahahah....
sebuah nama untuk kompor yang kami buat untuk persiapan kami touring pendek ini. dengan terangina ini lah kita memasak makan pagi kita yaitu nasi goreng, tulur dadar, dan teh sariwangi yang 1 bungkus di masukkan semua.
1 hal yang harus kawan-kawan ketahui adalah jika kebersamaan itu ada maka makanan seperti apa pun bisa enak di makan.


di sini seperti biasa, kalu makan itu berebutan. Biar dapat yang paling banyak.

hahahaha.....






pagi hari yang cerah ini merupakan moment yang tepat untuk mengaadikan tampat tersebut. berfoto di pinggir danaunya dan juga menikmati keindahannya.

 















Pemberhentian selanjutnya yang seharusnya langsung ke piso-piso, maka harus di cancel untuk beberapa menit, karena kita harus membeli sandal swallow di pajak berastagi.
kita pun meninggalkan lau kawar yang terletak di Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Dan lau kawar ini pun memiliki sebuah legenda bagaimana bisa terbentuk.
Alkisah, berbagai sumber menyebutkan bahwa sebelum menjadi sebuah danau, Lau Kawar merupakan kawasan pertanian yang sangat subur. Ladang tersebut merupakan bagian dari wilayah Desa Kuta Gugung. Tinggallah di ladang tersebut satu keluarga petani.
Saat pertanian menjelang panen, lahan pertanian umumnya dijaga oleh salah seorang anggota keluarga mereka. Pada suatu siang, sang nenek yang mendapat giliran untuk menjaga ladang. Kawar, sang cucu selalu menjadi pengantar makanan untuk anggota keluarga di ladang. Pada hari itu, Kawar juga mengantarkan makanan ke ladang untuk neneknya. Namun di perjalanan, Kawar merasa kelaparan dan memakan bekal untuk neneknya. Seluruh lauk pauk dan ayam yang menjadi bekal untuk si nenek di habiskan oleh Kawar hingga tersisa tulang-tulangnya saja.
Sang Nenek yang sudah kelaparan sangat kecewa hanya menemukan tulang belulang tanpa ada lauk pauk apapun karena sudah dihabiskan Kawar. Si Nenek menangis karena merasa sedih dan tidak berguna. Tanpa fikir panjang, Nenek meminta kepada Tuhan untuk mencabut nyawanya. Sesaat kemudian, petir menggelegar dan turun hujan lebat. Hujan lebat segera menjadi air bah. Segera saja dataran tersebut menjadi banjir dan lambat laun tenggelam menjadi danau. Danau inilah yang kemudian menjadi Danau “Lau Kawar”.
Itulah legenda tentang lau kawar.
 Dan perjalanan kita selanjutnya adalah ke air terju piso-piso.


 Air Terjun Piso-piso
Sekitar 2 jam Perjalanan sampailah kita ke piso-piso, yang terletak Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Pada awalnya kami tidak tahu tepatnya di mana letak persis piso-piso ini. Dengan mengandalkan mulut untuk bertanya, akhirnya kitapun menemukan tempat tersebut.
 Sekitar Pukul 11.00 siang kita sampai di air terjun yang sangat tinggi ini, sehingga di nobatkan sebagai air terjun tertinggi di Indonesia. Air terjun dengan tinggi 120meter ini membutuhkan perjuangan yang cukup berat untuk dapat ke bawah.
Mungkin Jika Turunnya tidak akan menjadi masalah, tapi saat naiknya membutuhkan tenaga yang extra.
anak tangga yang begitu banyak harus di lewati untuk dapat melihat keindahan air terjun ini dari dekat. Emang untuk mendapatkan Sesuatu yang indah membutuhkan perjuangan yang sangat keras. begitulah kata-kata yang cocok untuk air terjun yang 1 ini.
Saat menuruni Begitu banyak anak tangga ini, kita bertemu dengan seorang kenalan, seorang cewek ibukota yang sedang backpeakeran ke Sumatra Utara. Dia bernama Flora. Suatu yang menyenangkan kami menghabiskan waktu bersamanya.
Dan di sinilah, makan siang kita. Dengan memasak mie instan yang di kuahnya masuk setetes spirtus yang membuat rasanya lebih nikmat. Dan membuat kita semakin lahap memakannya.


hahahaha......

sekiranya pukul 14.00 kita naik keatas untuk bersiap pulang. tapi sebelum pulang kita singgah di warung nasi di piso-piso untuk makan terkhir kita.
dengan harga yang tidak di sangka-sangka, kita pun makan makanan yang semuanya hampir seharga Rp100.000. Dengan nasi ayam dan Teh manis Dingin.
Wooowww...   Cukup mahal ya.
hahahaha....

Begitulah pertualangan kita touring pendek untuk pertama kalinya.
sekitar pukul 15.20 kita pun kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah.Dan Sekitar Pukul 20.00 malam kita Sampai di rumah.
Dan ini adalah Pertualangan yang tidak terlupakan pastinya.....

Kami-kami Aja (K.K.A)..
Life is Adventure.....




No comments:

Post a Comment