Sunday 15 September 2013

Touring Sumatera Utara (It's Time to Explore)


     Sebuah pertualangan besar selama 8 hari sudah menanti. Saat itu tanggal 19 oktober 2013. Semua sudah mulai sibuk untuk menyiapkan sebuah pertualangan besar yang telah di rencanakan selama sekitar 1 tahun ini. Sedangkan sekarang tinggal 6 hari lagi sampai hari itu tiba.
     “Kami-kami Aja (KKA)”, sebuah nama komunitas yang kami ciptakan. Dengan nama yang sangat sederhana, dan beberapa orang yang mendengarnya mengatakan nama ini kurang paten untuk di gunakan. Tetapi jangan nama yang hanya dilihat. Pertualangan, itulah yang dilihat, lihatlah telah kemana saja anda pergi. Lagian pun kami semua sudah cocok dengan nama ini, dan rasanya tidak enak kalau di ganti lagi. Seperti nama band aja, diganti-ganti. Peterpan jadi Noah, Dewa jadi mahadewa, dan lain sebagainya. Wkwkwkwkwkwkwk…..
     Tanggal 1 september 2013 nanti adalah anniversary buat komunitas kami. Sebuah komunitas yang menyukai pertualangan, kebersamaan dan tentunya  tempat-tempat wisata yang indah. Dan kali ini kegembiraan, kelucuan, perselisihan, kepedihan, dan kebersamaan semua terangkum dalam kisah kami ini.
      Selama 6 hari melakukan persiapan, dari perkiraan biaya, membeli alat-alat yang harus dibeli dan menentukan tempat-tempat yang akan di datangi. Dan juga persiapan kencan (kemping cantik) yang akan dilaksanakan di sibolangit tepat tanggal 1 september 2013, dimana hari itu adalah hari besar bagi kami.
      Dengan squad 6 orang untuk touring dan 14 orang yang akan menghadiri kencan.
     6 orang yang ikut Touring Sumut (Sumatera Utara) :
1.      Ridho
2.      Mael
3.      Bima
4.      Andi
5.      Jontor (Fahmi)
6.      Ipay



     Dan 14 orang yang ikut kencan
1.      Ridho
2.      Mael
3.      Iqbal
4.      Bima
5.      Andi
6.      Jontor (Fahmi)
7.      Ipay
8.      Danu
9.      Riko
10.  Saija (Oja)
11.  Intan
12.  Linda
13.  Bg Hendra
14.  Temannya bg Hendra
      No 1 hingga no 5 dari yang ikut kencan, adalah orang-orang yang biasa kami sebut dengan “Sesepuh KKA”. Dengan Ridho sebagai Ketua, Mael sebagai Dokumentasi, Iqbal…???? Kita sebut saja dia Ketua Yayasan, Bima sebagai Bendahara dan Andi sebagai Angkat Berat.
     Berhubung Iqbal tidak ikut touring karena kerjaan yang tidak bisa di tinggalkan, maka ialah orang yang akan sangat berperan penting dalam suksesnya acara kencan kami.
     Semua persiapan telah selesai, saat ini adalah hari minggu tanggal 25 Agustus. Dan hari inilah keberangkatan kita berenam.
      Semuanya berkumpul di rumahnya Bima, yaitu rumah yang sudah menjadi seperti basecamp buat kami semua. Menyalami orang tua Bima dan tentunya sudah terlebih dahulu menyalami orang tua masing-maisng saat masih di rumahnya masing-masing. Dan terakhir dengan doa.
     Sekitar pukul 08.00 WIB kami berangkat.
Pusuk Buhit
     Enam orang dan di temani oleh tiga tunggangan mereka, yaitu: Vario, Mio Soul dan Shogun Sp. Tanggal 25 Agustus 2013, perjalanan untuk hari pertama kami adalah menuju Pusuk Buhit di desa sianjur mula-mula di dekat pulau samosir, Sumatera Utara. Perjalanan kami dari Medan melewati Sibolangit, Berastagi, Merek dan Dolok Sanggul hingga akhirnya sampai di desa sianjur mula-mula. 1 kendala yang dihadapi saat perjalanan adalah ban sepeda motor yang di tunggangi bima dan Ipay mengalami kebocoran.
     Karena perlengkapan kita lengkap, maka ban bocor pun tidak jadi masalah. Dengan alat-alat untuk membuka ban yang dibawa, ban pun dapat di buka dan di ganti ban dalamnya. Perjalanan pun di lanjutkan dan tidak jauh didapatkan tempat tempel ban. Di sinilah kami, menempel ban.
     Sekitar 8 jam, kami pun sampai di desa sianjur mula-mula dan bertanya dimana pusuk buhit.
“Jika kalian menggunakan sepeda motor seperti ini, maka tidak akan tarik hingga ke atas”
“Dan jika berjalan kaki maka membutuhkan 5 jam untuk sampai ke puncak”
     Itulah kata warga setempat saat kami bertanya mengenai Pusuk Buhit. Tetapi perkataan ini tidak menjadikan semangat kami turun.dengan modal nekat, kami naik menuju pusuk buhit. Bahkan anak kecil pun tertawa kecil saat melihat kami menaiki Pusuk Buhit dengan menggunakan sepeda motor kami ini. 3 sepeda motor dengan 2 orang yang naik dan ditambah dengan 1 tas carrier pada tiap-tiap sepeda motor.
     Memikirkan dengan 1 tas carrier pada tiap-tiap sepeda motor, ini sudah seperti 3 orang yang menaiki sepeda motor ini.
     Dan ternyata ternyata emang benar, dengan suara sepeda motor yang lebih bising dari biasanya, dengan pemaksaan untuk menaiki tempat ini dan akhirnya shogun sp yang di naiki mael dan jontor pun mengalami kerusakan dan tidak bisa jalan.
     Karena dengan kondisi ini, maka perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki. Dengan letak yang terpisah vario dan shogun di gembokkan sebagai pengaman agar tidak di curi orang. Dan Mio soul yang berada di tempat yang lebih di atas di letakkan sendiri dan di gembok. Saat ini hari sudah malam dan perjalanan dengan berjalan kaki terasa sangat melelahkan. Berhubung telah kelelahan, maka tenda di dirikan tidak sampai puncak pusuk buhit.
     Sekitar pukul 20.00 WIB, tenda telah berdiri. Dengan malam yang penuh bintang, kita menyantap makan malam. Hanya saja 3 orang tidak selera makan.
     Mengira malam ini akan menjadi malam yang sangat cerah dan penuh dengan bintang, ternyata salah. Emang di samosir ini cuaca mudah sekali berubah.
     Hujan menerjang kami semua saat tengah malam, melihat tenda mulai rubuh, maka semua keluar saat hujan tersebut kecuali Bima. Dan sayangnya Ipay salah memakai pakaian. Dengan switer kain ia keluar dan hasilnya ia masuk lagi dan kedinginan.
     Dan ternyata tidak bisa di pungkiri lagi, dengan menerima keadaan tenda yang tidak bisa berdiri seperti semula lagi dan dengan tulang tenda sudah banyak yang patah, maka kami mendirikannya dengan apa adanya.
     Dengan air yang masuk kedalam tenda, membasahi tubuh kami saat berbaring. Hal ini menjadikan kami tidak bisa istirahat secara maksimal, terpaksa harus tidur dan kemudian terbangun.
     “Berhentilah hujan”
     “Kayak gini kali pun”
     “Ya Allah tolong hentikan hujan ini”
     “Dingin kali”
     Beberapa kata-kata yang keluar dari mulut Ipay yang sudah menggigil kedinginan.
     Dan akhirnya hingga pagi pun masih hujan. Pagi hari tanggal 26 Agustus 2013 sekitar pukul 09.00 WIB hujan pun berhenti.
     Dengan mendapatkan cuaca yang berkabut, bahkan pemandangan danau Toba tidak terlalu jelas. Akhirnya lama-kelamaan kabutnya mulai menghilang.
     Semuanya keluar dan mulai menggerak-gerakkan badan agar tidak kedinginan. Akhirnya dengan seperti ini kita bisa menikmati pemandangan indah danau toba dan pemandangan desa sianjur mula-mula yang berhiaskan sawah hijau yang begitu indahnya.
     Menikmati view-view indah seperti ini, dan dengan 3 kamera yang kami bawa. Mengaadikan kejadian hari ini dan kemarin menjadi sangat terkenang. Dengan ketinggian 1982, maka anda dapat menikmati sebuah karya sang pencipta dengan sejuta keindahannya ini.



     Pusuk buhit ini adalah satu-satunya anak dari gunung api Danau toba yang masih aktif sekitar tahun 17.000 tahun lali. Dengan letusannya, gunung ini meluluh-lantahkan seluruh daratan Sumatera dan kemudian terbentuklah Danau Toba, dimana danau ini adalah danau terbesar ke-2 di dunia. Waktunya makan pagi, kami hanya memasak Energen sebagai sarapan kami.
     Dan yang menjadi tren lawakkan kita adalah kata-kata Ipay, saat kita terkena badai “Kayak gini kali pun”
     Sekitar jam 11.30 kami turun dan menjemput sepeda motor kami yang di tinggalkan, seneng banget rasanya bisa melihat sepeda motor kami masih d tempat semula. Bahkan Ridho saja mencium sepeda motornya.


     Menuruni pusuk buhit dengan sepeda motor. Dengan kondisi sepeda motor mael yang rusak, maka membutuhkan waktu sekitar 2 jam hingga kami bisa turun kebawah dan kemudian mencari bengkel.
     Dan hari ini adalah hari yang di gunakan hanya untuk memperbaiki sepeda motornya mael.
     Sekitar pukul 05.30 selesailah memperbaiki sepeda motor mael. Dan melanjutkan menuju menara pandang Tele dan malam ini akan menginap di penginapan tersebut.
     Hanya dengan Rp 60.000 untuk biaya penginapan di dekat menara pandang Tele ini. Malam ini pun akhirnya kami bisa tidur dengan puas.
     Sampai di penginapan tersebut, ada yang memasak dan ada yang mandi. Di dalam kamar saling menghibur, melawak dan istirahat untuk perjalanan Besok.

Pantai Barus
     Pagi 27 Agustus pun tiba. Saatnya membereskan barang-barang yang berserakan.
     Menara Pandang Tele yang terletak tidak jauh dari penginapan yang kami tumpangi, menjadi sasaran untuk memasak makan pagi. Memasak energen dan rencanaya memasak mi instan. Tapi sayangnya saat membeli mi di penginapa, ternyata terjadi salah paham. Seharusnya memesan mi yang belum dimasak, malah yang sudah di masak yang di berikan. Kalau begini apa boleh buat, emmmbat truuuussss….


     Menyantap energen dan mi kuah cukup menambah tenaga untuk perjalanan selanjutnya.
“Keep Smile…..”
Dan berdendanglah sebuah lagu.
Lagu dari Cesar yang sering tampil di acara YKS (yuk kita sahur).
Iseng-iseng, semuanya mengikuti alunan musik dan menari seperti cesar.
“Ciikiiideeww…, Ciikiiideeww…, Ciikiiideeww…”
Alunan musiknya berbunyi.
     Dengan terpampangnya kamera di atas tripod dan merekam kekonyolan kami. Menari, kecerian dan menghibur setelah kemarin terasa pedih semua.
     Gerakan-gerakan ditambah dengan gelak tawa berdendang bersamaan dengan alunan musik.
     Dan penuh senyum di pagi ini.
     08.30 WIB, perjalanan di lanjutkan. Terik matahari, putihnya pasir, jejeran pohon kelapa, dan indahnya air laut adalah sasaran selanjutnya. Pantai Barus adalah tujuan selanjutnya.
     Sayangnya di tengah jalan, ada sebuah razia. Dan tentu kami di minta untuk menunjukkan SIM dan STNK. Dan di tambah dengan surat jalan kami pun ama-aman saja.
     Yang lucu dari bapak-bapak polisi ini adalah saat dia bertanya “ada Narko klen”
Maksudnya Narkoba.
Ada-ada saja,,,
Dan satu lagi
     “Kalian mau kemana?”
     “Kami Mau Ke barus pak”
     “Acara apa kalian ini?”
     “Touring pak”
     “Ada juga yang lebih gilak dari kalian, ada orang touring sendiri, dari aceh menuju Sumatera Utara”
     Percakapan kami dengan Pak polisi.
     Terfikirlah oleh kami saat di tengah jalan, denga kata-kata “ada yang lebih Gila”.
     Di dalam pikiran ini artinya pak polisinya mengatakan kami Gila.
Wkwkwkwkwk….
Aya-aya wae pak polisi ini ah…
     Dengan melewati cukup banyak desa dan dengan jalan yang terkadang bagus dan terkadang jelek, membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk sampai ke pantai paling Barat di Sumatera Utara ini.
     Sembari mencari tempat yang cocok untuk singgah di tepi pantai, rekaman kamera pun terus berjalan selama di sepeda motor. Begitu banyak pohon kelapa yang menhsai pantai yang terlihat hijau airnya ini.
     Matras pun di gelar diatas pasir putih nan lembut pantai barus. Menikmati suasana pantai sambil memasak makan siang.





     Telur ceplok, sambal dan Nasi putih menjadi hidangan siang ini.
     Berfoto di pantai indah ini, menikmati suara air laut yang terhempas ke pasir putih pantai dan dengan cuaca yang cukup panas.
     Sayangnya tempat indah ini hanya menjadi tempat persinggaha untuk makan siang dan berfoto kami. Hal ini dikarenakan kami harus sudah sampai sibolga malam ini.
     Tetapi keindahan pantai ini tidak akan terlupakan….

Sibolga
      Sekitar pukul 14.00 kami beranjak dari putihnya pasir pantai barus dan melanjutkan perjalanan menuju Sibolga. Perjalanan yang di lalui adalah perjalanan pesisir pantai.
     Menunggangi sepeda motor, dengan melihat ke arah kanan dan terpesona dengan pemandangan pantai yang luas.
     Saat singgah di mesjid di tengah perjalanan, barulah sadar kalau kami melewati makam pembawa ajaran islam ke tanah Sumatera Utara ini. Karena telah terlewati, kami tidak mengunjungi tempat tersebut.
     Masih dengan pemandangan pantai yang luas, perjalanan di lanjutkan. Saling berbincang satu sama lain di atas sepeda motor agar tidak membosankan. Memasuki desa yang penuh dengan sawah dan beberapa desa lainnya.
     Tidak terasa tibalah kami di kota Sibolga, yaitu kota pesisir Sumatera Utara. Saat ini sekitar pukul 19.30 dan berhenti sebentar untuk menhubungi teman yang ada di sibolga.
     Ipay yang mempunyai teman di darah sini menghubungi temannya.
     Perjalanan di lanjutkan menuju tempat teman Ipay berada. Sebuah tempat dengan Kayu di sana-sini. Inilah tempat kerja teman Ipay.
     Dodi adalah nama dari temannya Ipay. Kami memanggilnya Bang Dodi, berhubung umurnya yang lebih tua dari kami semua. Orang yang sangat ramah dan dengan logat orang sibolga, menyuruh kami untuk kerumahnya.
    “Gila kelen ya, touring make kereta metic”Bang Dodi
     “Abang la orang kedua yang bilang kami Gila” Ipay
Hahahahaha…
     Itulah sedikit perbincangan kami.
     “Kau masih ingatkan rumah abang” Bang Dodi
     “Masih bang” Ipay
     “Abang luan ya, soalnya kalian lambat kali” Bang Dodi
     Dengan sepeda motor CBR ny ia melaju di jalanan Sibolga. Kami pun mengikuti juga, tetapi tetap kami tertinggal. Mengingat orang-orang Sibolga jika naik sepeda motor jarang pelan-pelan.
     Sampailah di rumahnya, dengan dia telah sampai lebih dahulu. Dan dengan sambutan dari mamaknya bang Dodi kami di suruh untuk masuk.
     “Di sini kalian jangan segan-segan, tidak suka uwak kalau kalian segan-segan” Uwak (mamaknya bang Dodi)
     Walaupun masi ada peraasaan segan, masuklah kami ke dalam.
     Rumah dimana orang yang ada di dalamnya sangat ramah.
     Denang keramahan orang-orang yang ada di dalam rumah ini, mi kuah di sediakan untuk makan malam kami dan mandi di rumah ini. Sekitar pukul 21.30 bang Dodi mengajak kami ke Sibolga Square.
     Sebuah tempat dengan keramain, dimana disini dapat dijadika sebagai tempat wisata kuliner.Tetapi buat kami dengan Tst (the susu telur) menjadi pesanan untuk menambah tenaga unuk perjalanan esok hari. Dan kebetulan saudaranya ipay yang tinggal di padang Sidempuan sedang berada di Sibolga dan menyuruhnya untuk mampir ke rumahnya yang ada di Sibolga.Berbagai percakapan, canda tawa dan juga kelelahan menghiasi suasana kami.
      00.30 mulai bergerak pulang ke rumah bang Dodi. Dan hujan menyambut perjalanan kami saat dalam perjalanan. Berteduh di di pinggir jalan hingga hujan sedikit reda, dan kemudian bergerak lagi.
     Menjadi istirahat yang puas untuk malam ini dan menyenangkan di tempat ini.
      Pagi 28 Agustus memberikan sinar mentarinya di kota Sibolga, walaupun semuanya bangun kesiangan semua. Pagi menyambut kami dengan sarapan buatan Uwak.
     1 hal yang tidak kami lupa di tempat ini, jika makan jangan lupa cuci piring.tapi kalau makan ambil sendiri, dan jangan malu-malu.  Mandi, tertawa, bercengkrama tanpa rasa sedih ataupun pun sejenisnya selama berada disini. Sunggu tempat yang sangat bersahabat dan menyenangkan.
     Hingga makan siang kami berada di tempat ini, dan sebelum pergi dari kota sibolga ini, beberapa klik bunyi kamera, memotret sebagai pengabadian kisah di tempat ini. Foto bersama uwak di rumahnya dan bang Dodi di tempat kerjanya. Dan mereka sebagai keluarga baru kami.



     Padang Sidempuan
     Sekiter pukul 15.00 , bergeraklah kami menuju Padang Sidempuan. Beberapa Km dari Sibolga, hampir saja terjadi sebuah tragedi dengan kecepatan yang cukup tinggi dari sepeda motor Bima dan berboncengan dengan ipay, seorang ibu-ibu menyeberang tanpa melihat sekitar jalan. Berhubung kecepatan sudah cukup tinggi, kami hanya bisa menghindari ibu-ibu itu secara tiba-tiba dan membuat ibu itu terkejut.
      Beberapa desa kami lewati, hingga akhirnya kami sampai ke Padang Sidempuan. Tibalah sekitar pukul 19.00  malam. Dan kebetulan karena kemarin kami bertemu dengan saudara Ipay yang tinggal di Padang Sidempuan dan menyuruh kami untuk mampir kerumhanya yang ada di Padang Sidempuan. Ipay pun langsun menghubungi adik saudarnya itu.
     Sembari menunggu adik dari saudara ipay kemarin datang, kami menikmati keramaian kota padang Sidempuan ini. Duduk, berfoto, membuat rekaman dan membeli makanan.
     Hingga akhirnya bang Fitrah (adik dari saudara Ipay) datang dan mengajak kami ke rumahnya.
     Di dalam rumahnya, berbicara dengan uwak cowok, uwak cewek dan juga keluarganya, walaupun kelelahan dan rasa ingin berbaring sudah menghantui kami semua.
      Tanggal 29 Agustus pagi, melakukan persiapan untuk pergi ke salah satu tempat wisata yang ada di Padang Sidempuan ini. Aek Sijornih, sebuah wisata Air terjun yang akan kami tuju.
     Dengan di temani oleh bang Fitrah dan juga temannya, kami bergerak ke Aek Sijornih pada pukul 09.00 pagi.
     Tidak terlalu lama kami sampai ke tempat indah tadi.
     Sungguh tempat yang menajubkan, dengan derasnya air terjun dan jernihnya airnya menjadi pemandangan yang tidak terlupakan.


     Memesan teh susu jahe dan  mi kuah di tempat ini. Bermain perosotan dan menyebabkan celana andi, jontor dan mael koyak.
      Melihat hal tersebut yang lain tertawa terbahak-bahak. Sebelum merka bermain prosotan, padahal 2 orng anak sudah memperingarti mereka.
     “Bang jangan maen prosotan, koyak nanti cana abang. Sempakku saja sudah koyak ni bang”
     Bahkan sempak anak-anak tersebut sudah koyak, itu pun karena ia tidak memakai celana. Karena anak-anak yang memberi tahu, mereka berfikir itu hanya bercanda. Dan hasilnya, seperti di bilang kedua anak itu.
     Bahkan dengan keisengan kami, saat Ridho sedang buang air besar, kami merekamnya.
Hahahahah…..
     Sayangnya videony di hapus.
     Sebuah video yang memalukan.
     Seduah jam 13.00 siang. Saatnya kami kembali ke rumahnya bang Fitrah. Di tengah perjalanan kembali, kami singgah sebentar ke Tugu Benteng Huraba. Sebuah Tugu berbentuk benteng catur.

     Hingga pukul 14.00 kami tiba di rumahnya bang Fitrah lagi dan makan siang telah di sediakan untuk kami. Wahhhh…, dengan keramahan keluarga mereka, menjadikan tempat ini sangat berkesan.
     Setelah selesai makan, duduk sebentar dan kemudian langsung mempersiapkan barang-barang untuk memulai perjalanan selanjutnya menuju Tarutung. Sebelum pergibunyi beberapa kali potret kamera mengabadikan foto kami dan keluarga baru kami.



    Tarutung
    Pukul 15.00 kami bergerak menuju tarutung. Dengan memasuki jalan-jalan yang rusak, menjadikan perjalanan ini cukup berat. Dan hasilnya pada malam haripun kami belum juga samapai ke Tarutung. Berhubung sudah malam dan kami masih setengah jalan, kami memilih untuk bermalam di mesjid yang ada di jalan lintas antara padang Sidempuan dan Tarutung.
     Makan malam di tempat ibadah ini dan juga istirahat disini. Melakukan shalat isya’ di sini. Satu hal lucu yang terjadi, saat Andi pergi ke kamar mandi mesjid ini. Dengan alasannya katanya inginmencuci sandalnya.
    Waktu berlewat sedikit lama, Andi belum kembali. Ridho pun memeriksanya menuju kamar mwandi mesjid.
     “Andi…., Andi…, Andi….” Beberapa kali Ridho memanggilnya.
     Tanpa ada sahutan.
     Ridho kembali pada Kami.
     “Kok Gak ada Si Andi we”
     “Tapi di kamar mandi dia”
     “Gak ada”
     Percakapan kami dengan Ridho
     Mendengar seperti itu, membuat kami khawatir. Ridho, Mael dan Jontor coba memriksanya.
     Memerka coba memanggil Andi beberapa kali. Tetap tak ada jawaban.
     Dan akhirnya mereka masuk kekamr mandi. Berhubung Wc nya tidak ada pintunya, maka terlihatlah 2 kepala tuyul terbalik alias pantatnya Andi.
     Memanggil andi beberapa kali lagi. Dan akhirnya ia mendengarnya.
     Melihat mereka bertiga, Andi pun langsung mengambil air dan membersihkan kotorannya. Dan langsung memakai celananya.
     Hahahahah….
     Dan ternyata yang membuat dia tidak dengar adalah sebuah earphone yang digunakannya untuk mendengarkan musik sambil buang Air besar.
     Hahahahaha…
      Ada pula orang buang air besar sambil memakai earphone.
     Melihat hal tersebut, Ridho, mael dan Jontor pun tertawa terbahak-bahak. Bahan bima dan Ipay yang mendengar hal tersebutpun tertawa terbahak-bahak juga.
     Untuk istirahat, kami membuat sip tidur.
     Bima dan Andi tidur lebih dahulu, sedankan yang lainnya menjaga barang-barang dan sepeda motor. Hingga pukul 02.00 dini hari kami pun gantian berjaga. Ridho, Mael, Jontor dan Ipay pun tidur.
     Waktu Shalat Subuh telah tiba. Bima dan Andi pun membangunkan yang lain untuk Shalat dan kemudian melanjutkan perjalanan.
     Hari ini tanggal 30 Agustus dan pukul 06.30 pagi. Kami melanjutkan perjalan menuju Tarutung. Sekitar pukul 08.00 pagi kami sudah sampai kota Tarutung, sebuah Kota yang Ramai dan juga di Sebut Sebagai kota Wisata Agama untuk umat Kristen.
     Tetapi tujuan kami untuk hari ini adalah menuju pemandian Air Soda dan juga pemandian air panas Sipoholon.
      Menuju pemandian Air soda, kami harus bertanya dahulu untuk mengetahui dimana letak tempatnya. Sebuah tempat yang hanya ada dua di dunia, satu ada di Tarutung, Indonesia dan yang satunya lagi ada di venezuela.
     Di tempat ini merupakan tempat mandi yang cukup menyegarkan. Dengan gelembung-gelembung yang mucul di permukaan, kami memasuki pemandian ini.


   Dan satu hal yang di lakukan Mael, membuat ucapan selamat Wisuda untuk kakaknya, dan memotretnya di tempat ini.
     Sekitar pukul 12.00 kami lanjut menuju tempat kedua, yaitu air panas Sipoholon. Dengan panasnya sengatan matahari, sampailah kami di tempat ini. Tempat yang sangat indah, berhiaskan batu stalaktit di mata air panas. Jika telur dimasukkan ke dalam mata iar panas ini, maka telur itu pun akan jadi telur rebus di karenakan panasnya air ini.
     Berfoto di tengah teriknya sengatan matahari dan membuat kulit kami gelap, tidak membuat kami merasa bosan berada di tempat ini. 


     Tetapi untuk di tempat ini kami tidak bisa belama-lama, karena harus melanjutkan perjalanan menuju parapat.
     Pukul 14.00 kami sudah haru melanjutkan perjalanan menuju parapat, yang terletak di Danau Toba.
    
     Parapat
     Sekitar menjelang magrib kami sudah samapai di kota Parapat. Sebuah kota tepi Danau Toba, yang menjadi salah satu tujuan favorit para turis dalam negeri maupun asing.
     Tetapi sebelum samapai ke Parapat, kami istirahat sebentar di pinggir jalan, karena saat membawa sepeda motor, mata kami sudah sangat lelah. Sekitar 1 jam lebih kami tertidur dan kemudian melanjutkan perjalanan lagi.

     Sampailah kami ke Parapat.
     Untuk hari ini kami memilih untuk bermalam di mesjid lagi. Mesjid Raya Parapat adalah mesjid yang kami pilih untuk bermalam. Shalat magrib dan shalat isya’ disana.
     Disana kami juga bertemu seorang teman, orang yang berasal dari Kalimantan dan juga pacarnya yang berasal dari Medan. Berbincang bersama mereka dan juga memperlihatkan tempat-tempat wisata apa saja yang bisa didatangi di Sumatera Utara. Berhubung mereka sedang liburan, maka tempat-tempat wisata yang kami tunjukkan bisa menjadi pilihan untuk liburan mereka. 
     Memasak makan malam di mesjid ini bersama teman yang beru kami kenal. Sayangnya makanan yang kami masak untuk makan malam ternyata tidak jadi kami makan untuk malam ini. Hal ini akibat adanya salah paham antara ipay, abang yang kami kenal disini dan juga tukang sate padang yang berjualan.
     “Coba pesan dulu sate, 20” kata abang yang baru kami kenal.
     “ Ok bang” Ipay
     Ipay pun mengatakan pada tukang satenya “bang satenya 20 ya, nanti antarkan ke mesjid”.
     Selagi menunggu satenya selesai, yang lain memasak makanan yang tadi. Dan saat selesai masak, datanglah satenya.
     Terkejut.
     Melihat tukang satenya membawa 20 bungkus. Abang yang memesan sate tadi pun jauh lebih terkejut daripada kami semua.
     “Berapa kamu pesan satenya” abang-abang yang memesan.
     “20 bang” Ipay.
     “maksud abang 20 tusuk aja”
     “tadi pun ku bilang 20 bang, tapi tidak ada tusuk ataupun bungkus bang. Kan abang bilang 20 ja, gak ada bungkus ataupun tusuk”
     Melihat hal yang telah terjadi ini, abang yang memesan sate ini pun hanya geleng-geleng saja. Mau gimana lagi, sudah dipesan, ya embat aja lah.
     Tetapi satenya tidak kami semua yang menghabiskan, abang tadi dan keluarga pacarnya pun juga makan, bahkan pengunjun mesjid yang datang pun kami berikan juga.
     Karena kesalah pahaman inilah kami ridak jadi memakan masakan yang sudah kami masak. Hasilnya makanan yang sudah kami masak malam ini, kami jadikan untuk sarapan pagi.
      Walaupun ini merukan kesalah pahaman tetapi, kami pun puas makan sate padang.
     Hahahahaha….
     Kenyang makan sate, duduk sebentar sambil berbincang-bincang dan membahas kelucuan yang baru terjadi.
     Waktupun mulai memasuki tengah malam, sudah saatnya istirahat dan tidur.
     Abang yang tadi pun ikut tidur bersama kami, di atas beberapa matras dan juga slipingbag. Walaupun terasa cukup dingin tetapi tidur ini bisa mengembalikan stamina kami.
     Paginya hujan, dan ini membuat kami harus menunggu hujannya reda dahulu. Sedangkan abang yang kami kenal semalam, sudah pergi bersama keluarga pacarnya dengan menggunakan mobil.
     31 agustus, 1 hari sebelum Anniversary KKA. Dan hari ini kami sudah harus sampai di Bumi Perkemahan Sibolangit.
     Sekitar pukul 10.30, berhentilah hujan. Saatnya melanjutkan perjalanan menuju Sibolangit. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami membeli oleh-oleh untuk semuanya, yaitu Tali Batak.

     Sibolangit
     Perjalanan terkahir, untuk menyelesaikan touring pun di mulai. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami singgah sebentar ke warung untuk makan. Warung yang kami tempati ini mirip seperti penatapan yang ada di Tanah Karo Sumatera Utara. Hanya saja disini yang menjadi pemandangan dari tempat ini adalah indah dan luasnya Danau Toba.

     Memakan makanan yang dimasak tadi malam, dan di tambah dengan kopi yang di pesan, menjadi sarapan dan minum untuk persiapan perjalanan terakhir untuk touring ini.
     Untuk kali ini, Andi menuliskan pada lembaran Karton. Sebuah ucapan selamat ulang tahun untuk mamaknya, dan kemudian di potret untuk dihadiahkan untuk mamaknya tercinta. Selesai hal tersebut, kami pun melanjutkan perjalanan.
      Dengan jalan yang bagus dan menurun, kecepatan kami pun bisa sampai 90Km/jam. Sehingga dalam waktu beberapa jam kami sudah sampai di pematang Siantar. Da disini membeli oleh-oleh “Roti Ganda”. Sebuah oleh-oleh yang harus di rasakan jika anda melewati ttempat ini. Jika tidak pasti anda akan menyesal.
     Dan melanjutkan perjalanan hingga Tebing Tinggi. Di tempat ini kami singgah ke SPBU sebentar, untk menggati pakaian. Pakaian yang dipakai untuk yang terakhir ini adalah pakaian dinas KKA. Baju kemeja berwarna hitam dengan lengan panjang dan lambang, nama, juga bendera merah putih kecil yang terjahit di baju ini.
     Dengan sengatan matahari yang cukup terik, perjalanan ini di lanjutkan. Melewati Tebing Tinggi dan juga Lubuk Pakam dengan bgitu banyak abu yang kami lewati.
     Akhirnya sampailah kami di Amplas, sayangnya di sini sepeda motor milik Mael mengalami kerusakan lagi hingga tidak bisa jalan. Dan mentari pun telah redup tanpa sinarnya lagi.
     Sementara Iqbal, Danu, Saija, Riko, Intan dan Linda sudah bergerak dari sore tadi menuju Sibolangit.
     Sepeda motor mael yang sedang rusak, akhirnya kami bawa ke rumahnya bang Hendra. Dan disana mael memakai sepeda motor bang Hendra untuk pergi ke Sibolangit. sekitar pukul 20.30, kami melanjutkan perjalanan yang sedikit tertunda tadi.
      Sedangkan bang Hendra akan pergi dengan temannya menggunakan sepeda Motor temannya, hanya saja kami lebih dahulu yang pergi. Hanya membutuhkan 1 jam kami sudah sampai ke Bumi Perkemahan Sibolangit.
     Akhirnya bertemu lagi bersama mereka semua, setelah selama seminggu kami tidak bertemu bersama mereka. Begitu senangnya bisa bertemu mereka lagi. Acara kita pun di mulai, bakar-bakar ayam bersama dan juga ditambah hangatnya api unggun. 
     Sembari menunggu semua ayamnya masak, jam pun menunjukkan pukul 00.00 dan memasuki tanggal 1 september 2013, dimana dini hari yang hangat di tengah tempat dingin ini adalah anniversary kita yang pertama. “The 1st Anniversary Kami-Kami Aja. Kue untuk hari jadi kami yang pertama pun keluar.
     Sebuah lilin dengan angka 1 dan bunga api di atasnya menhiasi Kue kita yang berwarna Hijau, dengan krim berbentuk lambang KKA di tengahnya an juga krim berbentuk bendera Indonesia.
     “Alhamdullah Hirobil alamin, sudah setahun kita bersama-sama, dari dulu sampai sekarang kita sama-sama. Dan dengan hari jadi kita ini semoga kekompakan kita akan tetap terjaga, juga solidnya kita, semoga Kami-kami aja akan lebih berkembang dan tentunya akan semoga kita akan lebih baik dari sebelumnya”
     Doa yang mengiringi kami sebelum meniup lilin di atas kue ini.
    “fuuuuuuhhh” tiupan untuk menghembus lilin yang di lakukan oleh semuanya.
     Dan lanjut dengan memotong kue nya. Dengan kue pertama di berikan kepada ketua yayasan kita (Iqbal) dan kemudian pada Ketuanya (ridho) lalu Mael dan lain-lainnya juga merasakan nikmatnya kue ini.


     Dan juga krim kuenya yang di colek-colek ke wajah semuanya. Dengan Linda yang paling banyak terkena krim kuenya.
     Kemudian berfoto untuk mengabadikan kenangan yang tidak terlupakan ini.
     Dan ayam yang di bakar tadi pun akhirnya masak juga. Dan menambah kenikmatan kita malam ini. Dengan kue juga gurihnya ayam bakar menjadi santap tengah malam buat kami semua.
     Dengan hiburan, alunan Gitar yang di mainkan Ipay, menambah asiknya malam ini.


     Sayangnya sekitar pukul 02.00 hujan menerpa kami, dan kami haru masuk ke dalam tenda. Walaupun di dalam tenda, tetapi tetap saja terasa dingin.
     Hingga akhirnya pagi tiba, hujan pun berganti menjadi gerimis. Dengan keadaan grimis, kami pun bergerak untuk pulang.
     Dan di tengah jalan pulang pun kami masih harus menghadapi banjir dan juga hujan.
     Tetapi walaupun ada rasa tersiksanya, perjalanan kali ini sangatlah menyenangkan. Dengan kecerian, kebersamaan, kesedihan, canda tawa, dan lain sebagainya.


Foto

















 

2 comments:

  1. mantap.., bagaimana caranya biasa brgabung dg komunitas ini..?

    ReplyDelete