Mungkin
mitos adalah hal yang lebih kental bagi masyarakat-masyarakat jawa, tetapi bagi
masyarakat Sumatera Utara juga ada mitos yang bersemayam. Seperti mitos yang
ada pada gunung Sibayak. Gunung yang mempunyai tinggi 2.212 mdpl (meter diatas
permukaan laut) mempunyai mitos tentang suara Neraka yang sampai sekarang pun
masih terus berhembus.
Gunung
ini terletak di Desa Raja Berneh atau desa Semangat Gunung, berkecamatan
Simpang Empat, Kabupaten Tanah Karo. Gunung yang mempunyai jarak sekitar 60Km
dari kota medan ini disebut juga dengan sebutan gunung Raja oleh orang batak
Karo. Kata masyarakat di kaki gunung Sibayak ini sering terdengar suara orang
berkumpul, kadang berteriak bahkan tangisan. Dan suara inilah yang disebut
“Suara Neraka”oleh penduduk setempat.
Konon
dulu ada dukun sakti di gunung ini yang tak mampu menyembuhkan anak
perempuannya sendiri hingga meninggal. Lantaran sedih, ini mengorbankan dirinya
sendiri kepada penunggu gunung ini. Karena sekak saat itu sring terdengar suara
tangisan tadi dan juga suara anaknya yang kemudian di sebut sebagai Suara
neraka.
Dan
suara Neraka itulah yang kemudian di tuding sebagai penyebab terjadinya
kecelakaan sejumlah pendaki lokal maupun asing, termasuk juga kecelakaan
pesawat. Mitos suara neraka ini pun menarik perhatian peneliti asal negeri
matahari “Jepang”. Dia pun mendaki gunung ini untuk menyelidiki Suara Neraka
ini. Dia ingin mengetahui apakah suara ini berasal dari suara gas sulfur, angin
atau ada gelombang elektromaknetik. Kemudian suara itu dibawa ke negrinya untuk
di selidiki di lab khusus meneliti suara.
Hasilnya
ternyata suara angin yang kadang-kadang berfrekuensi sangat rendah, lamat-lamat
lalu tinggi yang mampu menstimulasi pembentukan hormon steroid yang efeknya
membuat orang berhalusinasi hingga stres. Dan suara berfrekuensi yang sangat
rendah itulah jawaban dari pertanyaan apa yang menyebabkan banyaknya pendaki
yang kesasar dan berhalusinasi, termasuk beberapa kecelakaan pesawat dan
halikopter di gunung ini.
No comments:
Post a Comment