Monday, 6 May 2013

Mitos gunung Sibayak


Mungkin mitos adalah hal yang lebih kental bagi masyarakat-masyarakat jawa, tetapi bagi masyarakat Sumatera Utara juga ada mitos yang bersemayam. Seperti mitos yang ada pada gunung Sibayak. Gunung yang mempunyai tinggi 2.212 mdpl (meter diatas permukaan laut) mempunyai mitos tentang suara Neraka yang sampai sekarang pun masih terus berhembus.

Gunung ini terletak di Desa Raja Berneh atau desa Semangat Gunung, berkecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Karo. Gunung yang mempunyai jarak sekitar 60Km dari kota medan ini disebut juga dengan sebutan gunung Raja oleh orang batak Karo. Kata masyarakat di kaki gunung Sibayak ini sering terdengar suara orang berkumpul, kadang berteriak bahkan tangisan. Dan suara inilah yang disebut “Suara Neraka”oleh penduduk setempat.
Konon dulu ada dukun sakti di gunung ini yang tak mampu menyembuhkan anak perempuannya sendiri hingga meninggal. Lantaran sedih, ini mengorbankan dirinya sendiri kepada penunggu gunung ini. Karena sekak saat itu sring terdengar suara tangisan tadi dan juga suara anaknya yang kemudian di sebut sebagai Suara neraka.
Dan suara Neraka itulah yang kemudian di tuding sebagai penyebab terjadinya kecelakaan sejumlah pendaki lokal maupun asing, termasuk juga kecelakaan pesawat. Mitos suara neraka ini pun menarik perhatian peneliti asal negeri matahari “Jepang”. Dia pun mendaki gunung ini untuk menyelidiki Suara Neraka ini. Dia ingin mengetahui apakah suara ini berasal dari suara gas sulfur, angin atau ada gelombang elektromaknetik. Kemudian suara itu dibawa ke negrinya untuk di selidiki di lab khusus meneliti suara.
Hasilnya ternyata suara angin yang kadang-kadang berfrekuensi sangat rendah, lamat-lamat lalu tinggi yang mampu menstimulasi pembentukan hormon steroid yang efeknya membuat orang berhalusinasi hingga stres. Dan suara berfrekuensi yang sangat rendah itulah jawaban dari pertanyaan apa yang menyebabkan banyaknya pendaki yang kesasar dan berhalusinasi, termasuk beberapa kecelakaan pesawat dan halikopter di gunung ini.


No comments:

Post a Comment